MAKALAH INTELEKTUAL MUSLIM DALAM BIDANG SOSIAL

INTELEKTUAL MUSLIM DALAM BIDANG SOSIAL
 

BAB I

PENDAHULUAN

 

A.    Latar Belakang

Ilmu social diartikan sebagai ilmu tentang interaksi manusia dengan sesame manusia sebagai individu atau kelompok, juga hubungan manusia dengan lingkungan sekitar. Manusia adalah makhluk social sehingga tidak terlepas dari interaksi-interaksi di dalam kehidupan bermasyarakatnya. Ilmu social memiliki peran penting dalam kehidupan, diantaranya menerangkan cara kerja masyarakat, menganalisis sebab terjadinaya kesenjangan social, banyaknya pengangguran, sampai kepada pembahasan bahagia.

Era modern ditandai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan tehnologi, sejak tahun 1500 keberadaan tehnologi mulai berkebang hingga saat ini. Saat ini tehnologi telah menjadi bagian penting bagi kehidupan manusia seolah setiap gerak manusia didampingi oleh tehnologi. Kehidupan modern ini tercermin dengan kemudahan-kemudahan dalam segala aspek dan semakin praktis. Diantara kemudahan era tehnologi saat ini yaitu tidak ada lagi jarak sehingga memungkinkan siapa saja dapat merasakan kedekatan dimanapun dan kapanpun bahkan saat ini pendidikan dapat ditempuh dengan jarak jauh dengan memanfaatkan tehnologi, kemudahan dalam hal perdagangan juga telah terlihat sebagaimana petani dari desa tidak lagi harus pergi jauh untuk menawarkan hasil panen hanya melalui media internet barang sudah dapat ditawarkan kebanyak orang, begitupun dalam dunia kerja perkantoran dan digital saat ini seolah waktu bukan lagi hambatan untuk tetap produktif.

Era modern tentunya berpengaruh terhadap perubahan-perubahan yang terjadi saat ini termasuk dalam kehidupan social masyarakat. Di dalam kehidupan social masyarakat, tentunya inovasi ilmu sosial merupakan keniscayaan (Khair 2019). Perubahan paradigm ilmu social menjadi tujuan inovasi dimana paradigm awal berupa teks dapat beradaptasi menjadi paradigm konteks. Selain itu inovasi dalam ilmu social diharapkan mampu menjadi mengubah kehidupan bermasyarakat mejadi lebih baik dan disiapkan sebagai problem solving bagi masalah yang muncul dalam kehidupan bermasyarakat, ilmu social bukan hanya sebagai pajangan teori non aplikatif namun harus lebih nyata dan dapat memberikan implikasi nyata bagi kehidupan masyarakat.

Dunia Islam mencatatkan sejarah lahirnya intelektul-intelektual yang memberikan kontribusi penting dalam khasanah keilmuan, dalam ilmu social juga terdapat nama nama tokoh yang menekuni ilmu social diantaranya; Abu Dzar Al-Gifari, Ibnu Khaldun, Ibnu Batuthah, At-Tabari, Dan Ali Syariati. 


BAB II

PEMBAHASAN

A.    Konsep Ilmu Sosial

Frank H. Hankins mendefinisikan  sosiologi sebagai ilmu yang mempelajari fenomena yang terjadi dengan hubungan sekelompok orang. studi tentang manusia dan lingkungannya dalam hubungannya satu sama lain (Samsudin 2014). Sekolah sosiologi yang berbeda mendefinisikan penekanan yang berbeda pada faktor-faktor yang terlibat, beberapa menekankan hubungan di antara mereka  seperti interaksi, asosiasi, dll, sementara yang lain menekankan orang dalam hubungan sosial mereka, dengan fokus pada hubungan sosial dalam kehidupan sosial.  peran dan fungsi yang berbeda. Meskipun ada perbedaan bertahap antara kedua konsep, bahkan dalam  yang diusulkan oleh Hankins  penekanan yang berbeda diberikan dalam studi sosiologis, tetapi kita dapat menarik poin-poin berikut (Fajar 2019): kesamaan dalam hubungan sosial, apakah dianggap sebagai interaksi sosial, ikatan sosial atau hubungan social seseorang dalam hubungan sosialnya. Namun yang pasti, semua perhatian terhadap orang tidak terisolasi, tetapi lebih memperhatikan orang dalam hubungannya satu sama lain. Dengan kata lain, sosiologi mempelajari orang-orang dalam konteks sosial yang interaktif. Sesuai dengan sifat dinamis manusia, interaksi sosial tentu juga dapat  mengalami evolusi dan perubahan. Akibatnya, proses sosial dan perubahan sosial terjadi. Selama proses sosial ini, terutama bagi kaum muda, terjadi proses yang dikonseptualisasikan sebagai sosialisasi. Pada tahap selanjutnya, proses sosial dan perubahan sosial  terjadi di masyarakat yang mengarah pada kemajuan. Dalam konteks itu, apa yang dikonseptualisasikan sebagai modernisasi terjadi.

Interaksi sosial sebagai konsep dasar sosiologi selalu dialami oleh setiap individu manusia dan selalu terjadi dalam masyarakat. Manusia sebagai anggota masyarakat, dihubungkan sesuai dengan kebutuhan mereka yang berbeda, saling berinteraksi, baik interaksi pendidikan maupun interaksi ekonomi maupun interaksi budaya dan politik. Semua interaksi tersebut merupakan interaksi sosial. Hasil dari interaksi sosial berbagai pihak seringkali mengarah pada konsensus sosial. Konsensus sosial atau kesepakatan sosial ini juga mencakup konsep dasar sosiologi (Sudiyono 2016).

Proses sosial  dialami oleh orang per orang atau  secara keseluruhan kelompok. Selama manusia hidup dengan vitalitas dan dinamisme, proses sosial ini tidak akan pernah berhenti. Masyarakat, cepat atau lambat, selalu berjalan dari tingkat terbelakang ke tingkat yang berkembang hingga menjadi masyarakat modern. Akibat dari proses  sosial tersebut juga terjadi  perubahan sosial, yaitu perubahan yang dialami dalam berbagai aspek  kehidupan dan menjadi perhatian sebagian besar anggota masyarakat, dukungan dan pengalaman. Proses sosial dan perubahan sosial adalah konsep dasar  sosiologi yang dapat dialami dan dibentuk oleh kita dalam masyarakat dari waktu ke waktu. Jika proses sosial dan perubahan sosial  mengarah pada kemajuan, maka masyarakat sedang mengalami  modernisasi, proses itu semakin meningkat. Sikap juga kemampuan mental setiap anggota masyarakat. Proses modernisasi yang meningkatkan kapasitas mental dari irasional menjadi rasional, dan dari pemborosan menjadi hemat, dan dari bodoh menjadi cerdas, dari tidak terampil menjadi terampil, dan  seterusnya, juga  merupakan konsep dasar sosiologi yang tidak bisa kita abaikan (Samsudin 2014). Konsep ini sangat penting dalam kajian kemajuan suatu kelompok sosial.

Akibat proses sosial, perubahan sosial dan modernisasi, baik secara individu maupun kelompok, telah terjadi pergeseran status dari kelas bawah ke kelas menengah bahkan ke kelas atas. Atau ada juga perubahan status dari petani menjadi pedagang atau pegawai negeri. Perubahan keadaan, baik yang dialami individu maupun kelompok, dikonseptualisasikan sebagai mobilitas social (Rozali 2020). Jika keadaan berpindah dari lapisan bawah ke lapisan tengah ke lapisan atas atau sebaliknya, itu dikonseptualisasikan sebagai mobilitas vertikal. Bersamaan dengan perubahan status yang sifatnya sederajat, seperti dari petani menjadi pedagang menjadi nelayan, dan lain-lain, mobilitas sosial ini dikonseptualisasikan sebagai perpindahan horizontal. Dalam kehidupan setiap orang, kita dapat mengamati konsep dasar mobilitas sosial dan mengalami proses dan peristiwa yang terjadi.

Beberapa macam ilmu social diantaranra (Samsinas 2009):

Sosiologi adalah  ilmu yang mempelajari struktur masyarakat. Dalam struktur masyarakat, ada beberapa hal yang akan kita pelajari tentang hubungan antar manusia, kehidupan dengan masyarakat atau dengan kelompok. Ciri-ciri dasar sosiologi adalah ia harus empiris, teoretis, kumulatif, dan tidak bermoral.

Antropologi adalah  ilmu yang mempelajari  manusia dari zaman dahulu hingga sekarang. Termasuk di dalamnya pembelajaran tentang keragaman budaya yang muncul dan dibawa oleh manusia. Antropologi juga dapat dipahami secara singkat  sebagai sejarah evolusi perilaku manusia dalam menanggapi dan bagaimana manusia beradaptasi dan berkomunikasi dengan lingkungan. Seorang antropolog bertanggung jawab untuk mempelajari dan mengembangkan perilaku manusia sehari-hari, ritual budaya yang dianut oleh masyarakat, dan  ritual yang dianut dalam masyarakat tertentu. Ditinjau dari fungsinya, antropologi hadir tidak hanya untuk memahami konsep kehidupan komunal. Tetapi juga dapat digunakan untuk memperdalam pengetahuan tentang masyarakat, manusia, dan ilmu fisika dan biologi. Jadi ketika Anda mempelajari ilmu ini, Anda juga akan belajar tentang sejarah evolusi, sejarah nutrisi, fisiologi, genetika, budaya politik, keluarga, guru bahasa dan agama (Jauhari 2020).

Psikologi adalah ilmu yang mempelajari perilaku, sikap, dan hubungan antar manusia. Dimana manusia dibuat lebih unggul dan unik dibandingkan dengan makhluk lain (binatang, tumbuhan, atau sesama setan). Psikologi menekankan pada kepribadian dan mengapa seseorang mengadopsi sikap ini atau itu. Ini termasuk studi tentang hubungan antara perilaku manusia dan tahap perkembangan pribadi. Psikologi juga akan mempelajari jiwa manusia yang sakit, terutama yang sakit jiwa. Dalam psikologi, masih banyak sub-cabang yang bisa kita pelajari. Misalnya ada cabang psikologi sosial, psikologi kognitif, psikologi kecerdasan, dan masih banyak lagi yang lainnya.

Sejarah juga merupakan salah satu cabang ilmu pengetahuan yang mempelajari peristiwa-peristiwa penting di masa lampau. Tentu saja untuk memperoleh data sejarah diperlukan penelitian, kajian yang sistematis dan mengikuti perkembangan zaman. Dapat dikatakan bahwa sejarah merupakan ilmu yang penting karena memiliki bidang ilmu sejarah yang sangat luas. Manfaat sejarah antara lain membantu memahami identitas, meningkatkan pemahaman tentang dunia dan masyarakat, membentuk individu-individu yang cerdas, identitas etnisitas, membantu memahami permasalahan yang muncul.

Ilmu sosial dianggap sebagai ilmu yang hanya mempelajari hubungan dengan orang-orang. Padahal, ilmu-ilmu sosial lebih dari itu. Ilmu-ilmu sosial memiliki konsep dasar yang agak kompleks yaitu :

Proses sosial adalah hubungan atau perjumpaan individu dengan individu atau kelompok, yang kemudian berhubungan dan membentuk suatu sistem dan menciptakan perubahan. Proses sosial juga dapat dipahami sebagai upaya individu atau masyarakat untuk mempengaruhi kehidupan orang-orang di sekitarnya. Pembentukan proses sosial tidak muncul begitu saja. Pasti ada sesuatu yang mempengaruhinya. Ada dua faktor dasar yang mempengaruhi terbentuknya proses sosial, yaitu estetika internal dan estetika eksternal.

Interaksi sosial pada dasarnya adalah bentuk lain dari proses sosial. Kunci dari setiap kehidupan sosial itu sendiri terletak pada interaksi sosial. Jika tidak ada interaksi dalam kehidupan sosial, maka tidak akan menghasilkan kehidupan bersama dan tidak akan membawa perubahan. Secara tidak langsung, interaksi sosial memiliki hubungan  dinamis yang dapat menghubungkan  individu dengan individu atau kelompok. Dari interaksi tersebut hubungan tersebut akan mempengaruhi, memperbaiki dan mengubah perilaku atau sikap dalam  masyarakat. Interaksi sosial tidak akan terlaksana jika tidak memenuhi syarat. Jadi ada dua syarat terpenuhinya interaksi sosial yaitu social contact atau kontak sosial dan komunikasi.

Kontak sosial adalah interaksi atau hubungan yang dibangun oleh lawan komunikasi. Dimana mereka saling berinteraksi. Jadi, kontak sosial pada dasarnya adalah tindakan individu atau kelompok dalam menanggapi niat orang lain. kontak sosial tidak hanya dalam bentuk tindakan (Sudiyono 2016). Tetapi juga mencakup reaksi atau reaksi orang lain terhadap tindakan orang lain. Ada juga bentuk kontak sosial  yang  positif dan negatif.  Komunikasi merupakan salah satu syarat terjadinya interaksi sosial yang harus ada. Jadi, yang dimaksud dengan komunikasi adalah usaha individu/kelompok untuk menyampaikan dan menerima pesan dari orang lainbentuk komunikasi dapat disampaikan menggunakan bahasa yang dipahami. Dapat pula disampaikan dalam bentuk simbol yang dipahami oleh lawan bicara. Komunikasi terjadi ketika ada kontak. Kehadiran komunikasi ini mendorong masyarakat atau individu untuk membangun kemitraan yang saling menguntungkan.

B.     Tokoh Intelektual Muslim Bidang Ilmu Sosial

1.      Ibnu Khaldun

Ibnu Khaldun yang juga dikenal sebagai Sejarawan dan Sosiolog Islam lahir di tunisisa 27 Mei 1332 di  Tunisia dengan nama lengkapnya Waliuddin Abdurrahman bin Muhammad bin Abi Bakar Muhammad bin Al Hasan. Nama ibnu khaldun popular pada saat itu merupakan nama dari keluarga besarnya yaitu bani khaldun (Samsudin 2014). Riwayat pendidikan beliau diawali ditanah kelahirannya dengan berbagai macam ilmu yang ia pelajari seperti hadits, tafsir, tauhid, fikih, matematika dan fisika. Kecerdasan beliau terlihat sejak kecil Ibnu Khaldun sudah hafal Al Quran. Karyanya banyak dijadikan rujukan sampai saat ini dan mewarnai perkembangan ilmu pengetahuan di bidang ilmu social. Diantara karyanya tersebut yaitu sebuah kitab bernama Al ‘Ilbar (Sejarah Umum), terbitan Kairo tahun 1284. Kitab ini berisi kajian-kajian sejarah dan pembukanya disebut muqadimah yang membahas tentang masalah social manusia (Samsudin 2014).

Kitab Muqaddimah ini lebih populer dari pada kitab itu sendiri. Muqaddimah membuka jalan bagi perubahan keilmuan sosial. Menurutnya, politik tidak dapat dipisahkan dari budaya, masyarakat dibedakan menjadi masyarakat perkotaan dan masyarakat pedesaan. Dalam Muqaddimah ini, Ibnu Khaldun tampil sebagai Sosiolog dan Sejarawan. Teori utama dalam sosiologi umum dan politik adalah konsep ashabiyah (solidaritas sosial) (Kasdi 2014). Sumber dari solidaritas ini adalah hubungan darah yang mengiringi kedekatan  hidup bersama. Hidup bersama juga bisa mewakili solidaritas yang  kuat seperti ikatan darah. Menurutnya, solidaritas sosial ini kuat di komunitas nomaden, karena cara hidup mereka yang unik dan kebutuhan  mereka untuk saling membantu. Tantangan yang dihadapi oleh masyarakat nomaden dalam teori Khaldun tampaknya, tetapi tidak semuanya, sejajar dengan "paralel historis" dari keadaan embrionik teori Ernest Renan. Kebutuhan untuk  saling membantu untuk mengatasi tantangan ini juga relevan dalam penelitian psikososial, khususnya dalam kaitannya dengan kebutuhan untuk terikat dengan orang lain atau kelompok sosial, yang sering disebut sebagai ikatan.

Ide utamanya tentang sejarah, Sementara dunia Barat belum memiliki pemikir di bidang sejarah dan sosiologi, dan dunia Muslim masih dibatasi oleh pemahaman sekuler bahwa realitas kehidupan yang hidup dan kehidupan manusia adalah satu-satunya kehendak Tuhan, Ibnu Khaldun muncul dengan kecerdasan ilahi melalui refleksi yang sangat orisinal dan segar tentang sejarah manusia. Ibnu Khaldun tampaknya telah membuka tirai sejarah manusia di balik kehendak Tuhan dengan mengungkapkan teori praktis sejarah berdasarkan fenomena sosial yang ada dan beroperasi pada hukum sebab akibat. Menurutnya, sejarah tidak hanya mengungkapkan kebenaran, tetapi yang lebih penting hukum sebab akibat sejarah harus terungkap. Suatu peristiwa sejarah harus dilihat dari berbagai perspektif, baik ekonomi, politik, sosial, agama, dll. Berkaitan dengan hal tersebut, artikel ini akan memaparkan beberapa teori tentang Ibnu Khaldun berdasarkan Muqaddimahnya.

Mengenai sejarah social, gagasan utama teori sejarah sosial manusia menurutnya sebagai proses tanpa akhir (unlimited process), terus berputar dan berulang dengan sendirinya, yang oleh para ilmuwan disebut teori siklus, lingkaran atau teori siklus Ibnu Khaldun (Samsinas 2009). Teori ini dibangun di atas penelitiannya pada serangkaian proses sejarah sosial-politik di benua Afrika, terutama di sekitar Tunisia, Maroko dan Aljazair. Dan fakta bahwa Ibnu Khaldun terlibat dalam proses sejarah. Ibn Khaldun membuat pengamatan yang menarik terkait dengan teori sosiologi modern tentang pembagian kerja dan pembagian masyarakat. Ia mengatakan bahwa mereka yang belum matang dalam perencanaan kota di mana kota belum berkembang (tatamad dan almadinah) cenderung fokus pada upaya pemenuhan kebutuhan subsistem, mengetahui untuk menumbuhkan bahan makanan pokok (alaqwat). Ketika fase ini selesai, kota-kota mereka lebih maju dan beberapa area pekerjaan (ala'mal) mulai muncul, dan kemudian secara bertahap mereka akan mulai menggunakan kelebihan kekayaan mereka yang tersedia (alzai'd) untuk pekerjaan. itulah kemewahan hidup (Samsinas 2009).

Karya-karya Ibnu Khaldun lainnya adalah Kitab al'Ibar, wa Diwan al-Mubtada 'wa al Khabar, fi Ayyam al'Arab wa al'Ajam wa al Barbar, wa man Asharuhum min dzawi asSulthani al'Akbar. Buku tersebut mencakup sejarah dan catatan dari awal dan akhir era, termasuk peristiwa politik mengenai orang Arab, non-Arab dan barbar, dan raja-raja besar dengan mereka), kemudian menjadi terkenal pada tahun dengan buku 'Ibar, yang terdiri dari tiga kitab: Kitab pertama seperti kitab Muqaddimah, atau kitab pertama berisi: masyarakat dan ciri-ciri pokok pokoknya, yaitu pemerintahan, kekuasaan, penghidupan, pangan, keahlian dan ilmu pengetahuan dengan segala sebab dan alasannya. Jilid kedua terdiri dari empat jilid, jilid kedua, ketiga, keempat dan kelima, yang menggambarkan sejarah bangsa Arab, generasi dan dinasti mereka. Selain itu, berisi komentar tentang negara-negara terkenal dan orang-orang sezaman mereka, seperti Suriah, Persia, Yahudi (Israel), Yunani, Romawi, dan Romawi, Turki dan Frank (Eropa). Kemudian Buku Ketiga terdiri dari dua jilid sebagai jilid keenam dan ketujuh, berisi tentang sejarah bahasa-bahasa barbar dan Zanata yang menjadi bagiannya, terutama kerajaan dan bangsa Maghreb (Mubarak 2018).

2.      Ibnu Bathutah

Ibn Bathutah dengan nama lengkap syamsuddin Abu Abdillah ibn Abdullah ibn Yusuf al Lawati al Tanji ibn Bathuthah. Ia hidup antara tahu 130 1377 M. dengan demikian usianya sekitar 73 tahun. Ia berasal dari Tanjah, Maroko. Ia banyak mengembara untuk melakukan pemelitian setempat tentang ilmu bumi, sosial, dan ethnografi. Dia tinggal di Aceh dan pulau-pulau di Maladewa (Maladewa Barat Daya Sri Lanka) masing-masing selama lebih dari satu tahun. Catatan perjalanannya diterbitkan oleh H.A.R. Gibb dalam 3 volume berjudul The Treavels of Ibn Bathuthah. Ibn Bathuthah;  daftar koordinat dan wilayah sosiologis Cina, Sri Lanka, India, Bizantium, Rusia selatan (Samsudin 2014).

Awal penjelajahan yang dilakukan oleh Ibnu Battutah yaitu melakukan perjalanan dari Tangier, salah satu kota di Maroko yang merupakan kota kelahiran Ibnu Battutah menuju Mekah untuk menunaikan ibadah haji di sana. Pada saat itu, usia Ibnu Battutah masih terbilang sangat muda yaitu sekitar 21 tahun. Dari perjalanan awalnya tersebut, Ibnu Battutah mulai terobsesi untuk meneruskan kembali perjalanannya ke beberapa tempat yang belum pernah disinggahi sebelumnya. Sehingga, berlanjutlah tapak penjelajahan Ibnu Battutah ke beberapa tempat lainnya. Keadaan sosial, kebudayaan, ekonomi dan agama setempat tidak hanya dia lihat saja. Masalahnya, ia meneliti, mempelajarinya dan menuangkannya ke dalam  tulisan.

Koleksi karya Ibnu Batutah. Kumpulan catatan berisi, tidak hanya  kumpulan catatan perjalanan, tetapi juga berbagai nilai ilmiah. Kumpulan nota berjudul Rihlah (Martha 2016). Salah satu koleksi tulisan tangan kualitas tertinggi di dunia. Disamping itu, perlu diketahui juga bahwa pulau Sumatera juga tercatat dalam Rihlah. Dalam catatannya, Ibnu Battutah menggambarkan pulau Sumatera dengan mengungkapkan bahwa “Pulau itu hijau dan subur.” Selain itu, Ibnu Battutah juga dikisahkan pernah menapakkan kakinya ke wilayah Cina. Wilayah yang jaraknya bisa dikatakan cukup jauh dari tempat memulai penjelajahannya. Hal ini juga membuktikan bagaimana semangatnya Ibnu Battutah dalam mencari pengalaman dan ilmu pengetahuan hingga rela pergi ke tempat nun jauh. Semangatnya tersebut perlu dijadikan contoh dan juga diaplikasikan oleh kita dalam menuntut ilmu.

3.      At Tabhari

Dikenal sebagai ahli tafsir atau penulis besar Tafsir Quran, Tafsir Ath-Tabari juga seorang musafir yang menjelajahi banyak kota, negara dan benua mengumpulkan bahan untuk karya sejarah-Nya. Selain itu, ia dikenal sebagai Babad Para Rasul dan Raja-Raja dari tahun dan sejarah umum sampai tahun 298 H/882 M, wafat tahun 310 H. Beliau adalah orang yang cerdas, at tharabi tak hanya luar biasa dalam psikologi. Fisika, astronomi, matematika, filsafat, dan literatur dikuasainya pula (Samsudin 2014).

Pemikiran dan kontribusi yang ia lakukan dituangkan dalam karya berjudul Firdaws alHikmah yang disusun pada 850 M. Secara perinci, ia menerangkan metode paling efektif untuk pasien yang mengalami gangguan kejiwaan. Menurut dia, penanganannya dapat dilakukan melalui konseling, dialog, dan pendampingan. Lewat konseling, diharapkan pasien bersedia mengungkapkan perasaannya, penyebab masalahnya, dan isi hatinya (Assidiq 2010). Dengan hal itu, dokter memberikan upaya penyembuhan terbaik sehingga pasien terlepas dari problem kejiwaannya. At Thabari mengungkapkan, terdapat beberapa sifat manusia sebagai penyebab gangguan jiwa, yaitu tamak, dengki, iri, kebencian, suka berkhayal, dan lainnya. Tindakan preventif adalah cara penyembuhan paling efektif. Selain At Thabari, hadir pula ar Razi. Ia membuka ruang praktik psikologi di rumah sakit umum Baghdad, Irak (Adnan 2020). Sementara itu, alFarabi memberikan sumbangan pemikiran tentang psikologi sosial dan studi kesadaran individu. Ibnu Zuhr memaparkan gambaran mengenai jenis penyakit dalam Kitab al Iqtidha (Thahir 2014). Pada beberapa bagian, ia membicarakan pengobatan fisik serta nonfisik atau kejiwaan. Ibnu Sina juga mempelajari ilmu psikologi untuk melihat fungsi kesadaran dan kepedulian terhadap manusia.

 

BAB III

PENUTUP

A.    Kesimplan

Ilmu sisial atau sosiologi sebagai ilmu yang mempelajari fenomena yang terjadi dengan hubungan sekelompok orang. studi tentang manusia dan lingkungannya dalam hubungannya satu sama lain. Sekolah sosiologi yang berbeda mendefinisikan penekanan yang berbeda pada faktor-faktor yang terlibat, beberapa menekankan hubungan di antara mereka  seperti interaksi, asosiasi, dll, sementara yang lain menekankan orang dalam hubungan sosial mereka, dengan fokus pada hubungan sosial dalam kehidupan sosial.

Ibnu Khaldun tampil sebagai Sosiolog dan Sejarawan. Teori utama dalam sosiologi umum dan politik adalah konsep ashabiyah (solidaritas sosial). Sumber dari solidaritas ini adalah hubungan darah yang mengiringi kedekatan  hidup bersama. Hidup bersama juga bisa mewakili solidaritas yang  kuat seperti ikatan darah. Menurutnya, solidaritas sosial ini kuat di komunitas nomaden, karena cara hidup mereka yang unik dan kebutuhan  mereka untuk saling membantu. Misalnya, relevansi teori ini  ditemukan dalam teori tentang mediasi kelompok sosial dalam penyelesaian konflik pada isu-isu tertentu.

Ibnu batutah dengan segala pengalamannya menyumbangkan keilmuan terutama idang ilmu geografi, keilmuan geografi saat ini banyak di ketahui melalui kajian kajian perjalanan ibnu batutah.

Pemikiran dan kontribusi yang ia lakukan dituangkan dalam karya berjudul Firdaws alHikmah yang disusun pada 850 M. Secara perinci, ia menerangkan metode paling efektif untuk pasien yang mengalami gangguan kejiwaan. Menurut dia, penanganannya dapat dilakukan melalui konseling, dialog, dan pendampingan. Lewat konseling, diharapkan pasien bersedia mengungkapkan perasaannya, penyebab masalahnya, dan isi hatinya. Dengan hal itu, dokter memberikan upaya penyembuhan terbaik sehingga pasien terlepas dari problem kejiwaannya.

 

Daftar Pustaka 

Adnan. 2020. “Pemikiran Psikologi Islam Dalam Implikasi Pendidikan Sosial.” Al-Din: Jurnal Dakwah Dan Sosial Keagamaan 5 (1): 62–83. https://doi.org/10.35673/ajdsk.v5i1.572.

Assidiq, Yusuf. 2010. “Kontribusi Psikolog Muslim,” 2010.

Fajar, Abbas Sofwan Matlail. 2019. “Perspektif Ibnu Khaldun Tentang Perubahan Sosial.” SALAM: Jurnal Sosial Dan Budaya Syar-I 6 (1): 1–12. https://doi.org/10.15408/sjsbs.v6i1.10460.

Jauhari, Muhammad Insan. 2020. “KONSEP PENDIDIKAN IBNU KHALDUN DAN RELEVANSINYA TERHADAP PENDIDIKAN DI ERA MODERN.” Jurnal Komunikasi Dan Pendidikan Islam 9 (1): 187–210.

Kasdi, Abdurrahman. 2014. “PEMIKIRAN IBNU KHALDUN DALAM PERSPEKTIF SOSIOLOGI DAN FILSAFAT SEJARAH.” Fikrah 2 (1): 291–307.

Khair, Nuzula. 2019. “Relasi Islam Dan Psikologi : Ikhtiar Menuju Integrasi Keilmuan the Relation.” ’Anil Islam 12 (1): 63–89.

Martha, Sukendra. 2016. “Ibnu Battutah Dan Perkembangan Ilmu Geografi Di Indonesia.” Forum Geografi 5 (2): 62. https://doi.org/10.23917/forgeo.v5i2.4681.

Mubarak. 2018. “KONSEP PENDIDIKAN SOSIO-PROGRESIF (Telaah Pemikiran Pendidikan Ibnu Khaldun).” Pakistan Research Journal of Management Sciences 7 (5): 1–2. http://content.ebscohost.com/ContentServer.asp?EbscoContent=dGJyMNLe80Sep7Q4y9f3OLCmr1Gep7JSsKy4Sa6WxWXS&ContentCustomer=dGJyMPGptk%2B3rLJNuePfgeyx43zx1%2B6B&T=P&P=AN&S=R&D=buh&K=134748798%0Ahttp://amg.um.dk/~/media/amg/Documents/Policies and Strategies/Str.

Rozali, M. 2020. Metodologi Studi Islam. Depok: PT Rajawali Buana Pusaka.

Samsinas, Samsinas. 2009. “Ibnu Khaldun: Kajian Tokoh Sejarah Dan Ilmu-Ilmu Sosial.” HUNAFA: Jurnal Studia Islamika 6 (3): 329. https://doi.org/10.24239/jsi.v6i3.143.329-346.

Samsudin. 2014. “Intelektual Muslim Bidang Ilmu Sosial.” Al Ta’lim 13 (2): 201–12. https://ejournal.iainbengkulu.ac.id/index.php/attalim/article/view/553.

Sudiyono, Lue. 2016. Ilmu Sosial Dasar. Journal of Chemical Information and Modeling. Vol. 53.

Thahir, Andi. 2014. “Psikologi Belajar Buku Pengantar Dalam Memahami Psikologi Belajar,” 59–60.

Posting Komentar

0 Komentar